Senin, 25 Juni 2012

Satu Titik

Di sana ada cita dan tujuan yang membuatmu jauh ke depan dikala malam begitu pekat dan mata sebaiknya dipejam saja cintamu masih lincah melesat jauh melampaui ruang dan masa lalu disepertiga malam terakhirnya engkau terjaga sadar dan memilih menyalakan lampu melanjutkan mimpi inndah yang belum selesai dengan cita yang besar tinggi dan bening dan cinta yang selalu mendengarkan suara hati teruslah melanglang dijalan ini menebar kebajikan menghentikan kebiadaban menyeru pada iman walau duri merantaskan kaki walau kerikil mencacah telapak sampai engkau lelah sampai engkau payah sampai keringat dan darah tumpah tetapi yakinlah selalu tersenyum dijalan cinta para pejuang.

Bukan Puisi



Sempat ku mengeluh akan seperempat masa laluku yang suram bercahaya, namun seperti memudar putih, namun banyak noda mulus dari kejauhan, namun kasar dari jarak dekat. Ku kira hatiku tak sanggup menerima rasa sakit itu ku kira pikiranku tak bisa lepas dari bayang-bayang pilu. Namun, seketika kekuatan-Nya merasuki tubuhku membangkitkan semangatku yang terjatuh menenangkan hatiku yang gelisah dan mengobati lukaku yang selalu akan membekas. Allah menegurku dari kesalahan mengingatkanku dari kekeliruan dan meluruskan jalanku dari kesesatan. Tak sepantasnyalah aku mengeluh di tengah-tengah pertolongan-Nya yang sangat dekat. Kini.. Aku tak peduli seolah tak kenal aku tersenyum seolah tak pernah tertusuk duri aku bahagia seolah temukan jarum dalam tumpukan jerami. Alhamdulillaahirabbil’aalamiin.. Ku syukuri masa laluku dan Bismillaahirrahmaanirrahiim.. Ku awali lembaran kisahku mengukir masa depan yang lebih cerah.



BIARKAN YANG BERLALU



      Orang yang selalu mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas kegagalan di dalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.

          Bagi orang yang berfikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam ruangan penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam penjara pengacuhan selamanya. Atau diletakkan didalam ruangan gelap yang tak terhembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan menghidupannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.

          Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau dibawah paying gelap masa silam. Selamatkan diri kita dari bayangan masa lalu !  Apakah kita ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, dan air mata ked lam kelopak mata ? Ingatlah, keterikatan kita dengan masa lalu, keresahan kita atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa kita oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa kita pada pintunya adalah kondisi yang sangat haif, ironis, memprihatinkan dan sekaligus menakutkan.

          Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam Al-Quran, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum adan apa saja yang telah mereka lakukan , Allah selalu mengatakan : “ Itu adalah umat yang lalu”. Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.

          Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung atau orang yang menggergaji serbuk kayu.

          Nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian : “ janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya.” Dan konon kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini “mengapa engakau tidak menarik gerobak? “ aku benci khayalan ! “ jawab keledai.

          Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.

          Orang yang berfikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan , air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan da segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan.




Love the Ending


I will forget you, the one who left me. I thought you were the best. i do this because u'd never leave me if you were really my best. Well sometimes you would never realize how much someone really mean to you till that someone leaves you, and you will be missing that someone so much then…