BANDUNG, itb.ac.id - Sekitar 2000 orang dari berbagai kalangan memadati Gedung Sasana Budaya Ganesha untuk mengikuti talkshow Gema Inspirasi yang menjadi rangkaian acara ITB Fair 2012 pada Sabtu (04/02/12). Talkshow yang mengusung tema "Kebermanfaatan untuk Indonesia dalam Pengembangan Karya dengan Semangat Kewirausahaan" ini dibagi ke dalam 3 sesi, salah satunya creativepreneurship.
Bertajuk utama "Entrepreneurship untuk Indonesia", talkshow ini dimaksudkan untuk memotivasi masyarakat Indonesia agar memulai wirausaha-wirausaha inovatif secara kreatif untuk kebermanfaatan mereka sendiri. Berbagai pengusaha dengan beragam latar belakang berbasis industri kreatif dihadirkan untuk mengisi acara ini, diantaranya Ketua Bandung Creative City Forum Ridwan Kamil, Maestro Seni dan Budaya Sujiwo Tejo, produser film-film negeri terkenal Bakhtiar Rahman, dan pembicara-pembicara inspiratif lainnya. Para pembicara ini dinilai telah memberikan kontribusi dan inovasi karyanya untuk masyarakat.
Hadirkan Pula Ernest Prakasa dan Raditya Dika
Selain pengusaha-pengusaha besar, Ernest Prakasa dan Raditya Dika dihadirkan pula sebagai pembicara. Ernest sebagai co-founder Stand Up Comedy Indonesia membuka sesi ini dengan melakukan stand up comedy, yang langsung disambut dengan tawa riuh penonton.
Masing-masing pembicara berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka secara bergantian dalamtalkshow yang dipandu oleh Andara Rainy Ayudini (Putri Pariwisata Indonesia 2009). Antusiasme para peserta semakin terlihat dari sambutan riuh ketika Raditya Dika, penulis yang buku-bukunya selalu menjadi bestseller mulai bercerita dan berbagi pengalamannya.
Raditya bercerita ketika tulisannya berkali-kali ditolak banyak penerbit. Ia berpesan agar kita jangan mudah menyerah dalam memperjuangkan passion dan karakter kita. "Kita tidak perlu menjadi lebih baik dari orang lain, kita hanya harus berani menjadi berbeda secara kreatif," ujarnya. Raditya menceritakan pula perjuangannya dari nol, sampai akhirnya berhasil membuka perusahaan penerbitan sendiri.
Pernyataan Raditya mengenai memperjuangkan passion dan karakter didukung oleh Bakhtiar Rahman. Beliau bercerita saat ia mengalami defisit sampai bermilyar-milyar rupiah saat memproduksi salah satu filmnya. Meskipun begitu, ia tetap percaya diri dan memperjuangkan semangatnya dalam perfilman, hingga akhirnya filmnya menjadi salah satu film tersukses di Indonesia.
Ridwan Kamil pun menegaskan pernyataan Bakhtiar Rahman, dan menambahkan agar kita jangan takut melakukan perubahan-perubahan yang kreatif untuk berwira usaha. "Kolaborasi kreatif adalah kunci menuju perubahan, dan masa depan adalah milik para pengusaha-pengusaha kreatif," pesannya.
Masing-masing pembicara berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka secara bergantian dalamtalkshow yang dipandu oleh Andara Rainy Ayudini (Putri Pariwisata Indonesia 2009). Antusiasme para peserta semakin terlihat dari sambutan riuh ketika Raditya Dika, penulis yang buku-bukunya selalu menjadi bestseller mulai bercerita dan berbagi pengalamannya.
Raditya bercerita ketika tulisannya berkali-kali ditolak banyak penerbit. Ia berpesan agar kita jangan mudah menyerah dalam memperjuangkan passion dan karakter kita. "Kita tidak perlu menjadi lebih baik dari orang lain, kita hanya harus berani menjadi berbeda secara kreatif," ujarnya. Raditya menceritakan pula perjuangannya dari nol, sampai akhirnya berhasil membuka perusahaan penerbitan sendiri.
Pernyataan Raditya mengenai memperjuangkan passion dan karakter didukung oleh Bakhtiar Rahman. Beliau bercerita saat ia mengalami defisit sampai bermilyar-milyar rupiah saat memproduksi salah satu filmnya. Meskipun begitu, ia tetap percaya diri dan memperjuangkan semangatnya dalam perfilman, hingga akhirnya filmnya menjadi salah satu film tersukses di Indonesia.
Ridwan Kamil pun menegaskan pernyataan Bakhtiar Rahman, dan menambahkan agar kita jangan takut melakukan perubahan-perubahan yang kreatif untuk berwira usaha. "Kolaborasi kreatif adalah kunci menuju perubahan, dan masa depan adalah milik para pengusaha-pengusaha kreatif," pesannya.
Talkshow ditutup dengan penampilan Sujiwo Tejo yang menghibur peserta melalui permainan pianonya. Di samping itu, Sujiwo Tejo menegaskan kembali bahwa kita harus hidup dari apa yang kita senangi, maka kita dapat menyenangi hidup kita.
"Talkshow kali ini sungguh lengkap. Kita dapat melihat entrepreneurship dari berbagai sudut pandang yang jarang ditinjau, tidak hanya menyinggung bagaimana menghasilkan profit. Baru kali ini saya mengikuti talkshow yang memandang wirausaha dari sudut pandang kreatif," komentar M. Alifa Farhan, pemeganglicense TEDx ITB dan pemenang Nutrifood Leadership Award 2011.
"Talkshow kali ini sungguh lengkap. Kita dapat melihat entrepreneurship dari berbagai sudut pandang yang jarang ditinjau, tidak hanya menyinggung bagaimana menghasilkan profit. Baru kali ini saya mengikuti talkshow yang memandang wirausaha dari sudut pandang kreatif," komentar M. Alifa Farhan, pemeganglicense TEDx ITB dan pemenang Nutrifood Leadership Award 2011.