"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada orang tuanya, IBU nya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada Ku dan kepada orang tua mu. (QS 31:14)
Allah telah mengajarkan manusia untuk memuliakan orang tua nya, siapa ???
IBU mu...setelah itu ?
IBU mu...setelah itu ?
IBU mu...setelah itu AYAH mu...
ayo berbirul walidain (pesembahkan yang terbaik untuk orang tua mu , minimal tanya kabarnya ^^ )
bukan soal tanggal dan bulannya tapi hikmah di balik itu semua, karena sejatinya kasih sayang orang tua tidak kenal waktu dan tempat, ibarat bunga lantana bersemi disetiap harinya, minimal kita pun berusaha melakukan hal yang sama
Berdirinya Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP),
berawal dari Bagian Teknologi Ikan, Departemen Tata Produksi Perikanan
yang bernaung dibawah Fakultas Perikanan IPB yang didirikan pada
tanggal 1 September 1963. Bagian ini kemudian terus berkembang, sampai
pada tahun 1985 dinyatakan sebagai Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan
(PHP) yang mengasuh Program Studi Teknologi Hasil Perikanan dengan
penetapan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Republik Indonesia No. 0110/0/1985.
Sejalan dengan perubahan status IPB menjadi
Badan Hukum Milik Negara (BHMN) berdasarkan PP No. 154 tahun 2000,
IPB menjalankan salah satu kebijakannya yaitu penataan departemen di
lingkungan Institut Pertanian Bogor. Salah satu tujuan penataan
tersebut adalah untuk menyikapi tuntutan masyarakat akan lulusan IPB
supaya tidak terlalu generlis tetapi juga tidak over specialist. Penataan
tersebut juga dimaksudkan untuk menghindari duplikasi antar program
studi dan meningkatkan efisiensi serta efektifitas penyelenggaraan tri
darma perguruan tinggi. Seiring dengan penataan tersebut, Jurusan
Pengolahan Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan (PHP) yang mengasuh
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, ditetapkan sebagai salah satu
Departemen yang “distinc” atau berbeda diantara 36 Departemen lainnya
sehingga tetap dipertahankan untuk melanjutkan kegiatan sebagai
Departemen mandiri dengan nama baru Departemen Teknologi Hasil Perairan
(THP) dibawah koordinasi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK).
Perubahan dan penetapan tersebut didasarkan pada Surat Keputusan
Rektor Institut Pertanian Bogor No. 001/K13/PP/2005. Sampai saat ini
Departemen THP telah terakreditasi “A”.
Sejak
ditetapkannya sebagai Jurusan Pengolahan Hasil Perikanan (PHP) tahun
1985, Departemen THP telah menjalanakan kegiatan Tri darma Perguruan
Tinggi selama lebih dari 20 tahun dan telah menghasilkan alumni lebih
dari 1200 sarjana dan berprofesi dalam berbagai bidang seperti swasta,
peneliti, dosen dan Pegawai Negeri Sipil baik di daerah maupun di
pusat.
Berbagi cerita pengalaman membuat buras samudra... terdengar asing kan apa tuh buras samudra ??? Yukkkk kita lihat gimana sih cara pembuatan nya !!!
Resep Bahan Buras :
500 gram beras, cuci dan tiriskan
2 sendok teh garam
1000 ml santan
2 lembar daun salam
udang dan ikan teri
cabe merah 3 buah
garam secukupnya
bawang putih secukupnya
bawang merah secukupnya
lada secukupnya
gula pasir secukupnya
margarin secukupnya
daun pisang dan tali untuk pembungkus
Cara pembuatannya :
1. Masak beras, santan, garam, dan daun salam menjadi nasi setengah matang
yang lunak.
2. Sambil menunggu nasi setengah matang, kita membuat adonan untuk dijadikan dalaman buras. udang dan ikan teri di cuci sampai bersih.
3. Lalu sediakan bawang merah, bawang putih, cabe merah, dan garam. Semua bahan itu di iris dan di ulek sampai merata dan halus. Selanjutnya panaskan margarin , masukan bumbu yang tadi sudah di ulek ke dalam margarin yang panas.. aduk sampai rata. Taburkan garam, gula, dan lada secukupnya.
4. Setelah nasi yang setengah mateng dan dalaman ikan teri dan udang siap. selanjutnya bentangkan sepotong daun yang agak lebar, beri 2 atau 3 sendok
makan nasi lunak, masukan hasil olahan udang dan ikan teri, gulung dan lipat kedua ujungnya ke tengah menjadi
kurang lebih 8×5 cm.Tangkupkan 2 bungkus nasi (bagian lipatan daun berhadapan) ikat pada
3 tempat.
5. Kukus sampai matang, kira-kira 1 jam .
6. Inilah hasil nya
kisah buras samudra berasal dari ide teman-teman Ak (Angkatan Keluarga) Mushroom. Yang beranggotakan Khalida Hanum Anugerah, Netty, Bianca Bening, Asih Rahayu, Antonius Ardhito, Hasrul, Nurgraha, Kusmana,dan Audy, Kegiatan Ombak FPIK IPB 2011 sangat menyenangkan. salah satunya program kewirausahaan.. Alhamdulilah AK 24 menang dalam kegiatan kewirausahaan ini, dengan modal Rp. 20.000. dan memperoleh keuntungan dalam satu minggu Rp 420.000. Alhamdulilah :)
Inilah dokumentasi dari kisah buras samudra :
kekeluargaan kami selalu tersambung sampai kami masuk departemen. MUSHROOM SLALU DI HATI :)
Praktikan kali ini mengamati
bagaimana teknik pemindahan bakteri dari satu wadah ke wadah lain secara
aseptic. Dalam hal pengamatan ini memerlukan bahan yaitu 3 tabung nutrient broth (NB, kaldu nutrisi), 1
tabung agar miring nutrient agar (NA,
agar nutrient), dan biakan agar miring Serratia
marcescens. Pada percobaan pertama membandingkan nutrient borth dengan menghasilkan warna kuning bening. Hal ini
membuktikan bahwa praktikan berhasil, karena pada percobaan ini tidak ada
patogen yang masuk kedalam larutan nutrient
borth. Percobaan kedua yaitu mengamati Serratia
marcescens dengan warna yang di dapat pada tabung reaksi adalah merah muda
dan keruh. Pengamatan ini sudah sesuai
dengan teori yang di dapat. Percobaan nutrient broth (NB) dan Serratia marcescens di dapatkan hasil
yang sangat berbeda, dan percobaan ini berhasil.
Untuk
menjaga keberlangsungan hidup suatu mikroba maka perlu diadakan pemiaraan atau
biakan (kultur, culture) mikroba. Kultur tersebut dapat disimpan dalam waktu
yang cukup lama. Guna memperoleh satu spesies saja dalam satu piaraan, maka
perlu diadakan suatu piaraan murni (pure culture). Piaraan murni dapat
diperoleh dari piaraan campuran (mixed culture) yang biasanya diperoleh dari
udara, tanah, kotoran dan lain lain. Setiap laboratorium mikrobiologi umumnya
memiliki koleksi berbagai piaraan murni yang disebut dengan piaraan simpanan
(stock culture/primary culture). Stock culture ini disimpan dan secara periodik
harus dilakukan peremajaan dengan memindahkannya ke media baru yang steril.
Media baru ini disebut piaraan turunan (sub culture). Pemindahan kultur ini
harus dilakukan dengan cermat menurut teknik aseptik. Teknik aseptik adalah
teknik pemindahan mikroba dengan menggunakan alat-alat yang steril serta aturan
laboratorium tertentu agar tidak terjadi kontaminasi di dalam kultur tersebut.
Serratia
marcescens diketahui dapat
mengakibatkan infeksi pada manusia, dengan banyak kuman yang resistan terhadap
segala antibiotik misalnya influensa. Serratia
marcescens merupakan jenis bakteri yang tergolong Gram negatif berbentuk
basil atau bulat lonjong dan beberapa galur membentuk kapsul, Serratia marcescens merupakan
mikroorganisme yang memiliki kemampuan bergerak dengan cepat sebab Serratia marcescens mempunyai flagela
peritrik, umumnya mikroorganisme ini dapat tumbuh dengan kisaran suhu 50C
-400C sedangkan kisaran pH antara 5-9. Koloni Serratia marcescens pada media agar biasa tidak terbedakan pada
hari pertama atau hari kedua dan kemudian mungkin berkembang menjadi cembung. Serratia marcescens diketahui berwarna
merah pada suhu kamar, sebab bakteri Serratia
marcescens ini menghasilkan zat warna merah produksi dari pigmen
prodigiosin. Bakteri ini jenis
bersifat fakultatif anaerobik yaitu bakteri yang tidak terlalu membutuhkan
oksigen (Pelczar dan Chan, 2007).
Teknik
aseptik adalah langkah-langkah yang diambil agar dalam percobaan di
laboratorium sehingga diperoleh hasil yang akurat. Contoh dengan menghindarkan
percobaan dari mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi produk sehingga
terjadi perubahan yang tidak diingainkan. Teknik aseptik juga berfungsi untuk
melindungi diri dari infeksi dan pencemaran lingkungan. Langkah aseptik yang
diambil missal dengan menyemprotkan alkohol pada tangan dan mengelap meja
percobaan dengan desinfektan sebelum memulai percobaan. Selain itu juga
menghindari kontak dengan kontamianan. Teknik aseptic ada dua macam
yaitu dengan cara modern (laminar) dan konvensional. Teknik
aseptic yang digunakan pada pengamatan kali ini dengan menggunakan teknik
konvensional, dengan cara di bakar kawat lup di bakar di atas pembakaran
Bunsen. Sedangkan pada teknik modern dinamakan lamaran.Laminar Air Flow
adalah alat sterilisasi yang menggunakan prinsip filtrasi udara dan penggunaan
radiasi ultraviolet. Laminar
air flow digunakan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan
laboratorium yang membutuhkan kondisi steril, seperti membuka alat yang telah
disterilisasi dan menyiapkan samel mikrobia. Lingkungan dalam laminar air flow
disterilisasi dengan 2 cara. Sebelum digunakan, laminar air flow ditutup dan lampu UVR
dinyalakan sehingga mikrobia di udara dan permukaan ruang mati, lalu saat
bekerja, kondisi udara dijaga stabil dengan filtrasi udara. Komponen laminar
air flow antara lain ruang kaca steril yang dilengkapi dengan tutup, filter
udara di bagian belakang, lampu UVR di langit-langit ruang, lampu biasa untuk
membantu proses kerja, serta panel tombol untuk menyalakan lampu UVR, filter
dan lampu biasa.
Kesimpulan
Teknik pemindahan bakteri dari satu wadah ke wadah yang
lain secara aseptic sudah berhasil melakukannya dengan menggunakan percobaan
teknik aseptic secara konversional. Sebagai bukti dengan melakukan percobaan membandingkan
nutrient borth dan Serratia marcescens, yang menghasilkan
warna bening kuning di nutrient borth sedangkan serratia marcescens berwarna kuning keruh.
Daftar Pustaka
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Djambatan: Jakarta
Pelezar,chan.
2008. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. UI Press: Jakarta
Singleton dan Sainsbury, 2006. Dictionary of Microbiology and
Molecular Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons Inc. Sussex, England.
nah...teman-teman disini hanum mau sedikit berbagi cerita tentang pengalaman hanum ketika mengikuti kakap jawa.
kakap jawa itu sebuah istilah atau tema dimana FKMC atau Forum Keluarga Muslim Perikanan dan Ilmu Kelautan mengadakan kegiatan sosial lingkungan. Istilah lan nya turun ke desa, desa yang kami kunjungi adalah perkampungan nelayan tepat nya di Pantai Anyer.
Dari Bogor kami berangkat malem sabtu dan nyampe di sana minggu pagi, perjalanan yang cukup lumayan jauh. pagi hari dengan suasana yang dingin kami langsung menuju ke pantai untuk melihat suasana disana. eits tak lupa lah kami beribadah subuh :)
Tepat jam 6.30 WIB kamu lari pagi di pesisir pantai. Subhanallah ciptaan Allah sungguh besar..pantai yang indah dan lautan yang sangat luas.
setelah lari pagi kami beristirahat sambil bersosialisasi dengan warga di sana. mereka sangat antusias dengan kehadiran kami. Para nelayan disana mencari ikan cukup dengan jaring dan hasil olahan pun hanya asin dan dengdeng ikan. Sumberdaya manusia yang kurang sehingga mengakibatkan kurang nya teknologi dan pengetahuan. dari mahasiswa FPIK IPB sedikit memberikan bantuan kepada para warga berupa sembako dan peralatan kebersihan. Tak kerasa waktu sudah sore kami pun pulang untuk melanjutkan perjalanan kembali. hari yang melelahkan tapi seru bisa kenal sama nelayan dan naik perahu seru...seru,,,dan seru...
sebuah album kenang-kenangan yg selalu akan ku ukir dalam pengalamanku. terus dan teruslah aku menemukan sesuatu yang berbeda untuk orang lain. semoga tahun depan kakap jawa lebih baik lagi dari tahun ini. ^^